Dosa paling besar bagi seorang yang pernah mengaku sebagai bloger, bahkan menuliskannya di Curriculum Vitae adalah “Berhenti Menulis”. Saya tentu bukan satu-satunya pelaku pembekuan blog oleh diri sendiri. Dengan pelbagai dalih seperti misalnya sibuk, sedang fokus Tugas Akhir, sedang banyak kerjaan, nggak sempat nulis, nggak ada ide. Lihatlah, begitu mudah kita (saya) mencari alasan untuk menghindar.
Kondisi ini sudah lama terjadi pada saya. Ada rasa sesal, kesal, kemudian menjamur menjadi kekecewaan ihwal “Kenapa saya bisa berhenti menulis?”
Padahal, kalau sedikit saja saya mau membuka mata, ada bloger lain yang beribu kali lipat lebih sibuk daripada saya, namun mereka mampu konsisten untuk membagi kisahnya kepada pembaca. Bloger yang saya maksud ini adalah mbak Imelda. Seorang dosen, isteri sekaligus ibu rumah tangga dengan dua putra.
Secara personal, kami tidak saling mengenal, bahkan saya hampir tidak pernah bercengkrama dengan beliau – terkecuali sesekali meninggalkan jempol di perbaharuan facebook beliau. Saya mengenalnya dari tulisan beliau. Kisah keseharian yang rajin terpatri di website pribadinya. Mbak Imelda, atau jika diperbolehkan saya menyebut beliau Sensei Imelda.
Secara tidak langsung Sensei Imelda membuktikan bahwa kesibukan bukanlah penghalang. Justru, dari kesibukan itulah, ada beragam hal yang bisa kita bagikan melalui sebuah cerita untuk pembaca ruang virtual ini. Coba saja amati, hampir setiap hari ada cerita baru. Tentang kehidupan di Jepang, Tentang dua pengeran kecilnya; Riku dan Kai. I love her Blog 🙂 Dan tentunya, I’m a silent reader of her blog.
Maka, hari ini. Tepat di penghujung bulan November, semoga menjadi awal dari kembalinya hasrat dan niat yang telah dimulai empat tahun silam. Angka empat tahun mengkategorikan saya sebagai bloger muda. Mengingat, di luar sana ada narablog favorit saya yang lain seperti Ndorokakung dan Beradadisini, yang telah memulai aktivitas “cengkrama virtual” ini jauh lebih lama. Bahkan mereka memulai sebelum saya mengenal istilah Blog itu sendiri.
Ada orang-orang yang mungkin tidak sadar telah mempengaruhi pemikiran orang lain. Bahkan tak jarang menginspirasi dalam hal kebaikan. Orang-orang tersebut di atas adalah beberapa sosok dari banyak lainnya yang pernah, atau hingga saat ini terus menjadi inspirasi saya melalui tulisan mereka. Menginspirasi dalam bidang bloging salah satunya.Â
“wistah, ra usah kakean cingcong. Kapan mulai?”
“Secepat hujan turun di November yang mendinginkan cakrawala kota Surabaya *tsaaaah “
-AN-