Tag Archives: hiatus

Novembre Tigapuluhe Mari Mulai Lagi, heee

sunshine Novembre

Dosa paling besar bagi seorang yang pernah mengaku sebagai bloger, bahkan menuliskannya di Curriculum Vitae adalah “Berhenti Menulis”. Saya tentu bukan satu-satunya pelaku pembekuan blog oleh diri sendiri. Dengan pelbagai dalih seperti misalnya sibuk, sedang fokus Tugas Akhir, sedang banyak kerjaan, nggak sempat nulis, nggak ada ide. Lihatlah, begitu mudah kita (saya) mencari alasan untuk menghindar.

Kondisi ini sudah lama terjadi pada saya. Ada rasa sesal, kesal, kemudian menjamur menjadi kekecewaan ihwal “Kenapa saya bisa berhenti menulis?”

Padahal, kalau sedikit saja saya mau membuka mata, ada bloger lain yang beribu kali lipat lebih sibuk daripada saya, namun mereka mampu konsisten untuk membagi kisahnya kepada pembaca. Bloger yang saya maksud ini adalah mbak Imelda. Seorang dosen, isteri sekaligus ibu rumah tangga dengan dua putra.

Secara personal, kami tidak saling mengenal, bahkan saya hampir tidak pernah bercengkrama dengan beliau – terkecuali sesekali meninggalkan jempol di perbaharuan facebook beliau. Saya mengenalnya dari tulisan beliau. Kisah keseharian yang rajin terpatri di website pribadinya. Mbak Imelda, atau jika diperbolehkan saya menyebut beliau Sensei Imelda.

Secara tidak langsung Sensei Imelda membuktikan bahwa kesibukan bukanlah penghalang. Justru, dari kesibukan itulah, ada beragam hal yang bisa kita bagikan melalui sebuah cerita untuk pembaca ruang virtual ini. Coba saja amati, hampir setiap hari ada cerita baru. Tentang kehidupan di Jepang, Tentang dua pengeran kecilnya; Riku dan Kai. I love her Blog 🙂 Dan tentunya, I’m a silent reader of her blog.

Maka, hari ini. Tepat di penghujung bulan November, semoga menjadi awal dari kembalinya hasrat dan niat yang telah dimulai empat tahun silam. Angka empat tahun mengkategorikan saya sebagai bloger muda. Mengingat, di luar sana ada narablog favorit saya yang lain seperti Ndorokakung dan Beradadisini, yang telah memulai aktivitas “cengkrama virtual” ini jauh lebih lama. Bahkan mereka memulai sebelum saya mengenal istilah Blog itu sendiri.

Ada orang-orang yang mungkin tidak sadar telah mempengaruhi pemikiran orang lain. Bahkan tak jarang menginspirasi dalam hal kebaikan. Orang-orang tersebut di atas adalah beberapa sosok dari banyak lainnya yang pernah, atau hingga saat ini terus menjadi inspirasi saya melalui tulisan mereka. Menginspirasi dalam bidang bloging salah satunya.  :mrgreen:

“wistah, ra usah kakean  cingcong. Kapan mulai?”

“Secepat hujan turun di November yang mendinginkan cakrawala kota Surabaya *tsaaaah “

-AN-

Ketika Kita Lupa

steps

Ketika kamu lupa caranya menghargai makanan, pergilah ke sawah. bantu petani menanam padi jagung dan rempah-rempah. Ketika kamu lalai menjaga lestarinya lingkungan, pergilah ke alam. Rasakan lembut angin menyeka keringatmu. Rasakan bahwa tiada payung yang lebih teduh selain pepohonan rimbun di tengah hutan.

Ketika kamu lupa caranya menulis dengan sepenuh hati dan sanubari, bukalah blog mu ini, Nduk! :mrgreen:

AN

Nb: October 24, mencoba kembali membuat jejak baru, bukan sekedar menyusuri yang sudah ada. Ayo Ngeblog! 😀

Halaman Kosong

Saya tidak tau mau ngisi apa di blog ini. Semenjak dua bulan ke belakang, aktivitas saya berjalan seperti tanpa punya kendali. Buku agenda berputar-putar dengan deadline yang mungkin saya buat-buat sendiri. Kuliah, Liputan, Himpunan, Kajian, Steering Comittee,,,,,, dan berbaris-baris koma-koma lainnya yang tak mampu saya kendalikan.

Kadang-kadang saya merasa seperti orang semi tidak waras. lantaran segala macam aktivitas berjalan tanpa saya ketahui dari mana asal muasalnya. Agenda itu seperti jatuh dari langit, memenuhi to do list di sela-sela waktu bernafas. Tapi sebenernya saya ini tidak sibuk, kok… hanya saja sedang sengaja menyibukkan diri dengan hal ihwal yang saya tau tidak pernah akan ada ujungnya – sampai saya sendiri yang mengakhirinya.

Lantas, kapan mau ngeblog lagi?

Pelbagai pertanyaan serupa menghiasi pesan-pesan virtual. Sayangnya saya benar tak bisa menorehkan janji. Beberapa entitas paragraf ini pun tertulis dengan nafas yang tersengal-sengal. Entah esok, entah beberapa jam ke depan, entah kapan.

Mungkin saya kembali. Mungkin setelah saya selesai menyisakan beberapa lembaran kosong untuk diri saya sendiri. Lagi pula, saya masih yakin. Setiap orang punya satu halaman yang sengaja dikosongkan. Tanpa mengizinkan siapa pun untuk menggoreskan tinta di atasnya.

Ada ribuan kemungkinan. Hanya itu yang bisa saya ucapkan. Saya mungkin tak bisa berjanji untuk tetap bisa menghidupi lembar-lembar virtual ini. Tapi yang jelas, saya tidak mau berhenti menulis.

Thanks anyway.

-AN-