Menuju Dua Tuju(an)


Mulia, aku harus paham sedalam-dalamnya tentang takdir. Bahwa hal ihwal yang Engkau kehendaki tidak akan pernah meleset sedikit pun dari takdir kami. Bahwa berharap dan berdoa adalah satu-satunya jalan setelah proses sebegitu panjang ikhtiar kami lalui. Bahwa dan bahwa kami akan tetap mengharap hidayah Mu, kekuatan Mu … agar kami dapat memilih dengan benar sesuai petunjuk Mu.

Mulia… dalam kelemahan dan ketidak tahuan, ada lintasan pertanyaan bodoh menyelinap di balik ikhtiar yang tak sempurna ini. Misalnya, kenapa engkau berikan jalan yang bercabang bagi hati kami sang peragu? Mengapa terkadang kami merasa tidak punya banyak pilihan? Di sisi lain, ada banyak pilihan tapi kami tetap tak mampu memilihnya (tanpa petunjuk Mu)?

Lalu Engkau menjawab kepada kami yang fakir ilmu ini. “Bagaimana bisa kalian mengaku beriman sementara tidak diuji?”,. Lantas, seketika kami diguyur dengan rasa malu. Bisa-bisanya hati yang kotor ini berani mempertanyakan kehendak Mu ? Berikan rahmat Mu… wahai Dzat yang paling Mulia.

Jakarta, 6 Mei 2018

Leave a comment